![]() |
GG Allin |
Hmmmmmmmmmmmm....
Hampir sepuluh tahun ini punk menjadi sebuah bentuk yang menggelitik untuk di jadikan bahan diskusi.
Pelbagai kalangan baik dari dalam Punk Scene maupun dari pengamat dan masyarakat coba dan berusaha sebisanya dalam mendiskripsikan apakah Punk itu dan bagaimana?..
Beberapa kawan coba membawa itu dalam bentuk tulisan-tulisan ilmiah, walaupun kadang tetap saja belum sepenuhnya berhasil menyentuh pemahaman masyarakat luas tentang punk secara substantif maupun esensialnya..
Kadang Punk dilihat sebagai sebuah sub culture,musik,movement atau mungkin sekedar badut-badut berkostum aneh yang tidak jelas, bahkan sebagai junki, pemadat, konsumen tetap pabrik-pabrik minuman keras dll.
Sejarah adalah ditandai dengan adanya catatan atau tulisan. berbicara tentang sejarah Punk, kalau kita coba menggali media kita akn terjebak pada perkembangan musik,band dan album punk, tapi itu tidak masalah karena kita dapat melihat perkembangan punk melalui sebuah musik lyrics ataupun fenomena masyarakat dan dinamika nya pada saat itu.
Craig O’Hara dalam The Philosophy of Punk (1999) mendefinisikan punk lebih luas, yaitu sebagai perlawanan “hebat” melalui musik, gaya hidup, komunitas masyarakat dan mereka menciptakan kebudayaan sendiri. pendefinisian O'HARA dalam bukunya adalah diskrpsi fenomenologis ( gambaran tentang apa yang terjadi pada saat itu). definisi ini tidak di patahkan tapi di gambarkan dengan berbeda oleh lirik crass yang berjudul Punk Is Dead.
Dalam lirik lagu ini Crass melihat fenomena berbeda dimana filosofi tentang punk seperti yang di gambarkan o'hara telah mengalami kegagalan bentuk pragmatisnya (praktek)..
Sebenarnya keresahan Crass dalam liriknya sangat beralasan karena punk ketika itu terjebak pada sebuah kepentingan. yaitu kepentingan untuk eksis dan kepentingan memeperjuangkan apa yang di yakininya tetapi hal itu dilihat oleh industri sebagai aset komoditas yang bisa dijual.. dan korbannya adalah The class band asal Inggris dan beberapa band punk yang lain. The Class sangat berpengaruh karena sangat vokal terhadap system politik yang ada pada saat itu. tapi CBS yang merupakan perusahan telivisi besar di Inggris telah mengangkat sekaligus membungkam habis kekuatannya. (CBS promote the Clash,But it ain't for revolution, it's just for cash.) Craas juga menggambarkan Punk telah menjadi sebagai komoditas yang dijual untuk suatu kepentingan,dan Punk telah terbunuh oleh industri.
Punk dalam perkembangannya telah bergejolak menjadi sebuah budaya yang hanya mementingkan bentuk seperti dalam lirik berikut "Punk became a fashion just like hippy used to be ( PUNK menjadi trend mode seperti apa yang dilakukan hippy)."
Budaya hippy yang menggerakkan paham cinta damai dan harmoni hidup telah berubah menjadi kumpulan pecandu ketenangan dan pecandu perdamaian sintetis (drugs,alchohol,LSD),Hippy pada saat itu dinilai sebgai budaya yang kehilangan kontrol.
Alchohol dan drugs telah membunuh perlahan-lahan sehingga punk menjadi nihil, seperti yang di tuturkan band punk GBH asal Inggris, dengan tegas bicara tentang nihilistic punk dalam bait petama lagunya yang berjudul junkies.. Junkies all around you,junkies everywhere.Junkies on the corner,Junkies in your head.
Indonesia adalah Punk scene yang cukup besar,namun fenomena-fenomena dalam dinamika Punk yang ada belum juga di sadari bahwa fenomena ini akan menuju kehancuran dan benar-benar akan mati dimakan kepalsuan dirinya sendiri.
Sejarah adalah ditandai dengan adanya catatan atau tulisan. berbicara tentang sejarah Punk, kalau kita coba menggali media kita akn terjebak pada perkembangan musik,band dan album punk, tapi itu tidak masalah karena kita dapat melihat perkembangan punk melalui sebuah musik lyrics ataupun fenomena masyarakat dan dinamika nya pada saat itu.
Craig O’Hara dalam The Philosophy of Punk (1999) mendefinisikan punk lebih luas, yaitu sebagai perlawanan “hebat” melalui musik, gaya hidup, komunitas masyarakat dan mereka menciptakan kebudayaan sendiri. pendefinisian O'HARA dalam bukunya adalah diskrpsi fenomenologis ( gambaran tentang apa yang terjadi pada saat itu). definisi ini tidak di patahkan tapi di gambarkan dengan berbeda oleh lirik crass yang berjudul Punk Is Dead.
Dalam lirik lagu ini Crass melihat fenomena berbeda dimana filosofi tentang punk seperti yang di gambarkan o'hara telah mengalami kegagalan bentuk pragmatisnya (praktek)..
Sebenarnya keresahan Crass dalam liriknya sangat beralasan karena punk ketika itu terjebak pada sebuah kepentingan. yaitu kepentingan untuk eksis dan kepentingan memeperjuangkan apa yang di yakininya tetapi hal itu dilihat oleh industri sebagai aset komoditas yang bisa dijual.. dan korbannya adalah The class band asal Inggris dan beberapa band punk yang lain. The Class sangat berpengaruh karena sangat vokal terhadap system politik yang ada pada saat itu. tapi CBS yang merupakan perusahan telivisi besar di Inggris telah mengangkat sekaligus membungkam habis kekuatannya. (CBS promote the Clash,But it ain't for revolution, it's just for cash.) Craas juga menggambarkan Punk telah menjadi sebagai komoditas yang dijual untuk suatu kepentingan,dan Punk telah terbunuh oleh industri.
Punk dalam perkembangannya telah bergejolak menjadi sebuah budaya yang hanya mementingkan bentuk seperti dalam lirik berikut "Punk became a fashion just like hippy used to be ( PUNK menjadi trend mode seperti apa yang dilakukan hippy)."
Budaya hippy yang menggerakkan paham cinta damai dan harmoni hidup telah berubah menjadi kumpulan pecandu ketenangan dan pecandu perdamaian sintetis (drugs,alchohol,LSD),Hippy pada saat itu dinilai sebgai budaya yang kehilangan kontrol.
Alchohol dan drugs telah membunuh perlahan-lahan sehingga punk menjadi nihil, seperti yang di tuturkan band punk GBH asal Inggris, dengan tegas bicara tentang nihilistic punk dalam bait petama lagunya yang berjudul junkies.. Junkies all around you,junkies everywhere.Junkies on the corner,Junkies in your head.
Indonesia adalah Punk scene yang cukup besar,namun fenomena-fenomena dalam dinamika Punk yang ada belum juga di sadari bahwa fenomena ini akan menuju kehancuran dan benar-benar akan mati dimakan kepalsuan dirinya sendiri.
Yang heran lagi istilah Drunk Punk muncul, "sangat benar-benar menyedihkan..."
...................bersambung
Menunggu tulisan berikutnya sambil mencoba memberi komentar dari sudut pandang sing rodok aneh.
BalasHapusTentang kawan2 punk yg saya kenal. Mereka adalah orang2 yg tidak berhenti berkarya di media apa saja, dan yang membiarkan saya menikmati alunan musik pop di tengah2 telinga mereka.
Sesederhana itu saja dunia punk yang saya kenal.
NB : Buat admin, ojok deng nyrodeng lho lek komentare gak sak jalur, maklum arek PA, haha...
Selamat atas blog barunya. Iki tak ke'i hadiah lagu dangdut, haha..
BalasHapusKi lagune, Orkes Tamasya
Salam Lestari..!!
Masbro : anda seprti kami dengan metode yang berbeda
BalasHapusMasbro : lagu Orkes Tamasya..secara lirik punk bangedz
mantep :)
BalasHapus